Kamis, 28 Maret 2013

Sajak Buat Puan (2)



Rinduku ini telah lama amuk pada setiap umbar waktu.
Dipasak sesak, dihujam rajam. Rinduku riuh.
Menggemuruh jadi sesuatu yang rikuh. Kita bersipeluk
Pada sajak-sajak yang takluk.

Di kelangkelang mega, di lengkung gradasi warna
Bianglala, doa kita acap jadi gurau ketimbang di hirau.
Kerap kali jatuh tapi tak sampai aduh. Kerap kali jatuh
Tapi tak pernah rapuh. Karena cinta tak sampai hati
Sepuh.

Puanku, kaulah rinai, kaukah andai.


(180912)

(Sajak dimuat kompas.com 12 Oktober 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar