Kamis, 07 Maret 2013

Hujan Februari

Hujan masih saja ria membasahi jendela
setapak yang merah atau mungkin coklat
semak dan gabus yang menanti kodok-kodok muda.
dan aku, mengenang setiap rintik yang gugur
seperti prajurit-prajurit martir; mati di medan laga
demi ruh-ruh yang kelana.
jadi sebatang padi
jadi setangkai anggrek
jadi halimun di pagi yang basah.
Dan, selalu saja jadi ritual
di kala hujan menggigilkan jiwa-jiwa yang moksa.

(Bumidipasena)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar