Rabu, 27 Maret 2013

Cikini Hampir Jam 12


; D. Anggraeni

SUARA serak kereta tua yang berulang-ulang kali dipaksa puber
lamatlamat menderu.
Parau suaranya memanggil orang-orang dari arah Gondangdia,
                                                                                             "lekas-lekas, berbarislah."
dikenyotnya besi-besi karat yang menjulur dari stasiun Kota hingga Bogor raya.
Rel-rel besi yang tak bergizi.
Mata tuanya, yang lama sudah rabun jauh, masih dipaksa menjelalat
hingga tengah malam kian dekat.

Di stasiun Cikini aku menanti.
Berdiri seorang diri setelah mengencani kekasih dua bulan sekali.
Ritual ini mestinya abadi.
Jadi sesuatu yang lebih purba dari prasasti.
Sesuatu yang pasti bukan sekedar imajinasi;
ku khayalkan masa tua, kau terawang hari senja, kita bersama melewatinya.

Cikini, hampir jam 12. Cepat atau lambat kita mesti bergegas.

Rawajitu, 250712

(Sajak ini dimuat kompas.com 12 September 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar