Kamis, 07 Maret 2013

Kalau Diizinkan

gelas-anggur2

kenapa malam gelisah saat aku hendak hening
saat hendak berdiam diri sambil mengangkat tinggi gelas bening
gelas kopi yang kusulap dari tumpukan masalah ini?

sebetulnya rinduku lebih pekat dari halimun
lebih samar dari bayangmu yang hilang pada cahaya padar
Hingga, terkadang aku mulai ragu dengan bayangku sendiri,
karena kupikir itu justru bayangmu yang selalu
hadir kemanapun aku pergi, kemanapun aku melangkah

kenapa kita tak pernah berhenti untuk saling menatap
kenapa kita harus selalu melangkah dengan bergandengan tangan padahal tak bersitatap
padahal kita tahu, tangan kita terkadang basah dengan peluh, dengan jenuh
bukankah perlu sesekali untuk kita melepas genggam, bukan untuk melepas ikatan!

jangan takut, mungkin tubuhku ini malam nanti bukan milikmu
tetapi tidak hatiku.

Bukankah lonte itu juga begitu
mereka yang dengan senyum menawarkan jasadnya
menawarkan lobang kencingnya tapi tidak beserta seni-nya
bukankah cinta mereka tetap kepada seseorang
entah anaknya, entah orangtuanya, atau suami di mimpinya.
Kalau diizinkan

Kalau diizinkan (Bandar Lampung, 06/04/10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar