Rabu, 03 April 2013

SMU N 109 Jakarta: Gue Anak Gardoe


SATU DASAWARSA SUDAH. Sepuluh tahun yang lalu, pada tahun 2003 tepatnya, saya bersama ratusan teman-teman seangkatan lulus dari sebuah SMU sekarang berganti lagi menjadi SMA. Sekolah kami terletak di pinggiran kota Jakarta yang berbatasan dengan Depok.

Gardoe atau CIX, yang mulai di populerkan diawal tahun 2000-an, begitulah kami menyebut sekolah kebanggaan kami itu. Gardoe, karena sekolah kami beralamat di Jalan Gardu, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Atau CIX, angka romawi dari 109. Ya, sekolah kami SMU N 109 Jakarta!

Entah kenapa, kenangan sepuluh tahun silam itu tadi pagi tiba-tiba hadir, memang setelah menyelesaikan studi di Gardoe, bisa dibilang saya cukup jarang menginjakkan kaki di sekolah yang berhadapan dengan Sungai Ciliwung itu. Beberapa kali reuni atau kegiatan buka puasa bersama saya tak pernah bisa hadir.

Selamat Datang!
Tadi, sengaja saya browsing menggunakan kata kunci SMA 109, dan yang muncul pada urutan pertama adalah laman wikipedia, dan di urutan ke lima atau ke enam ada video Youtube yang saya tampilkan di atas. Sebuah rekaman Flashmob Gangnam Style adik-adik tingkat kami. Ah, masa-masa SMA...

Buat saya, masa SMA adalah masa-masa yang paling absurd. Banyak yang bilang kalau masa-masa SMA adalah masa-masa pencarian jati diri. Proses transisi dari masa remaja ke masa yang lebih matang lagi. Tapi buat saya, masa SMA adalah masa semau gua! Hahaa..

Ini dia Ibu Wali Kelas
Pertama kali memasuki sekolah itu ada banyak pengalaman yang mengesankan.  Saat itu saya diterima di kelas 1-2 dan sialnya saya lupa siapa nama wali kelas pertama saya itu, yang saya ingat adalah dia ibu pengajar Biologi. Kalau tidak salah Ibu Kung, Maafkan saya, bu..

Nona-nona manis peronce tangga
Tentu saja saya punya nama panggilan sebagaimana anak-anak SMA di seluruh Indonesia punya nama panggilan. Panggilan saya ketika itu adalah; BOIM! Tentu mudah menebak apa sebab nama panggilan saya itu, ya karena saya HITAM!

Orang yang berjasa telah membaptis saya dengan nama baru itu adalah rekan sekelas saat itu. Ageng Putranto a.k.a B-Genk. Awal mulanya hanya karena saya mem-bully dia dengan nama latin Anj*ing (Canis Lupus). Saya panggil dia dengan lupus dan teman lupus adalah Boim! Dan begitulah kenyataannya, kami menjadi paket yang tidak terpisahkan sejak duduk di kelas 1 sampai di kelas 3! Kelas 1-2, Kelas 2-6 (Social Texas Majority) dan Kelas 3 IPS 4 (Social Strong) Damn! Hahaha..

Hal-hal nakal, sudah barang tentu banyak yang kami jalani. Dan semuanya tidak patut ditiru! Hahaaa...Berikut ini adalah beberapa contohnya; Loncat dari jendela saat pak Agus (Guru Kimia, kalau saya tidak salah) sedang mengajar. Ini pelakunya seorang Veronandes Munthe. Berpindah-pindah kelas, ini pelakunya seorang Rex Andhika. Bermain judi piritan, ini kami masih memperdebatkan apakah termasuk judi atau tidak, karena sebetulnya kami hanya mengaplikasikan teori peluang dari matematika.. Hahaaa...

Selain itu masih ada Judi Threepoint Shoot  bola basket, tawuran antar kelas 2-6 dengan kelas 2-7. Dua kelas ini dipanggil ke ruang BP dan masuk daftar buku hitam semua! Hahahaa...Kejadiannya hanya sepele, di lantai atas, kelas kami yang menghadap ke arah Gedung Bahasa, saat itu sedang jam istirahat. Anak-anak kelas 2-6 sedang bersantai dan duduk-duduk di depan kelas kami, begitu pun anak kelas 2-7.

Entah siapa yang memulai, ada yang dengan iseng melemparkan tutup sampah dari kelas kami ke arah kelas 2-7. Bukan melempar sebetulnya hanya diseluncurkan di lantai. Dibalas anak-anak kelas 2-7. Mulai dari yang semula hanya tutup kaleng sampah, benda yang dilempar dengan tiba-tiba berubah menjadi buku, tas, pulpen, celana olahraga, kursi dan terakhir meja! Hahahaa... Dan kami saling melempar dengan penuh tawa!! Betapa kurang ajarnya kami saat itu!

Tak lama, karena benda-benda yang kami lemparkan berjatuhan ke lantai bawah, guru pun melihat. Ada seorang guru yang saat itu, saya tak ingat siapa, naik ke atas. Dan begitu melihat dia sudah di dekat kelas, kami pun dengan gegas masuk ke dalam kelas, kami mencari kursi dan meja yang bentuknya sudah melingkar, sebagian bahkan ada yang di luar kelas.

Begitu guru masuk, kami sudah duduk dengan rapi! Ada yang menghadap dinding belakang, ada yang menghadap papan tulis, ada yang duduk di dekat pintu, ada yang duduk berpangku-pangkuan, dan juga ada yang berdiri dengan polosnya menatap sang guru! Hahaaa... Begitulah, akhirnya dua kelas itu dipanggil menghadap ke ruang BP dan nama kami semua terdaftar di buku hitam. Kami dihukum membersihkan lapangan basket belakang yang saat itu baru diguyur hujan. Daaaannn...tak lama setelah guru meninggalkan kami, perang pun berlanjut.. Hahahaaa...

Kelas 2-6 kami saat itu memang cukup dikenal (karena tingkah lakunya). Dan kami saat itu memang mewarisi nama besar kelas dari senior-senior kami. Kelas kami saat itu diisi dengan mayoritas anak laki-laki dan dengan bangga kami menyandang nama besar kelas Social Texas Majority disingkat STM.

Oia, di kelas ini saya punya seorang ketua kelas-- entah kenapa saya bisa duduk sebangku dengannya-- yang sangat absurd! Affan a.k.a Apay, Ipay. Ketua kelas kami ini sangat unik, punya hobi yang tak biasa, yaitu ngeletekin kulit meja menggunakan pulpen, penggaris atau apa saja yang ada ditangannya. Dan seiring dengan berakhirnya setahun masa pendidikan di kelas 2, meja yang digunakannya pun tak lagi bertriplek! Hahaaa..

Karena semasa kelas 2 saya belajar semau gue maka nilai yang saya terima pun "semau gue," begitu mungkin batin wali kelas saya yang mengajar Sosiologi, kalau tak salah namanya Ibu Nurmalia (Kalau salah mohon dikoreksi, bu) saat itu. Saya hampir tidak naik ke kelas 3. Tapi karena mukjizat yang maha kuasa, satu nilai agama saya yang ditahan ibu Agustin karena saya tak pernah masuk kelas agama, dikeluarkan setelah orangtua saya menghadap. Kalau saja nilai yang diberikan 5 maka dipastikan saya akan mengulang, tapi Ibu Agustin sangat baik hati, dia memberi saya nilai yang sangat besar. Enam.

Saya dinyatakan naik dengan bantuan tuhan. Dan saat pemilihan kelas, saya sempat dimasukkan di kelas Bahasa. Tapi setelah ditimbang-timbang, saat itu anak laki-laki dikelas Bahasa hanya ada 3 orang, yang artinya untuk membuat sebuah tim futsal pun kami tak bisa, saya putuskan untuk pindah ke kelas IPS.

Sostrong! 
Saat itu saya masuk daftar tunggu, karena sesuai rencana sekolah, kelas IPS hanya akan dibuka 3 kelas. Ternyata permintaan tinggi dan sekolah pun membuka kelas IPS buangan. IPS 4. Di kelas itu, kami saudara-saudara dari Bronx dikumpulkan jadi satu. Dan kelas kami jadi kelas paling hitam.

Kelas paling kuat karena kami (Erwan a.k.a Ochay, Rex, B-Genk, Tobagus Teguh a.k.a Toba, Ronald Tomasoa a.k.a Brando, Gunawan Stevanus a.k.a Oechild adalah Negro bersaudara; Negro Brothers. Dan karena itu, kami memberi sebuah nama yang manis buat kelas kami. Social Strong a.k.a Sostrong!

Ibu Lulu
Nyatanya, digabungkan dalam satu kelas buangan tidak membuat kami terbuang. Bersama dengan wali kelas kami yang sangat hangat; Ibu Lulu, kami buktikan bahwa kami kelas IPS yang patut juga diperhitungkan. Dan terbukti bahwa kelas kami saat itu sebagai kelas IPS ke dua dengan nilai terbaik.

Di kelas itu kami sudah bisa mengatur waktu lebih baik, kapan waktunya belajar, kapan waktu bermain, kapan waktunya berjudi dan kapan waktunya bolos! Hahaaa... Dan saat itu untuk pertama kalinya saya mendapat peringkat di kelas setelah tiga tahun sekolah di Gardoe! Horeey..

Semasa sekolah saya juga bergabung dengan tim basket SMU N 109, CIX. Bersama dengan teman seangkatan Stef Wiliam a.k.a Etep a.k.a Bongky, M.F Harsanto a.k.a Santo, Alamsyah a.k.a Deray, Andhika a.k.a (siape ye), Derry a.k.a Deroy dan tim wanita : Esti, Ratna a.k.a Nana, Dilla, Dewi dan adik-adik tingkat: Doger, Lano, Febri, Winny, Icha, Putri dan lain-lain.

Begitulah, masih teramat banyak kenangan yang tak tertuliskan di Gardoe kami. Sebuah memoar yang manis dari SMU N 109 Jakarta!

Tertanda


Rico 'Boim' Mangiring Purba



Tribute to: Alumni kelas 1-2, 2-6, 3 IPS 4, Ijoel, Sujiwo Theo, Seno, Vallent, AA, Yopie, Kemoy, Kiki, Dhapon, Neon, Fauzan, Sophian, Ape, Hestu, Mia, Wiwin, Lisa, Sarel, Aceh, Basis Depok, Pasar Minggu, Tukang Numpang Kopaja 606 dll.

13 komentar:

  1. Hahahahaha....boim...boim...masih inget ajah...btw gw culun bgt yakk di foto itu....ckckccckckkckc..thanks bro udah ngingetin masa lalu kita yg abstrak....hahahahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik ya, Sopppp... Ahahahha.. Hidup cepesembilan!

      Hapus
  2. hahahahah BOIM ingetannya Luaarr biasa nih :) jadi kangen masa muda heheheh :) nice writing ^_^

    BalasHapus
  3. hahahahah BOIM ingetannya Luaarr biasa nih :) jadi kangen masa muda heheheh :) nice writing ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zaraaaaa... Ahahahah, satu lagi makhluk cepesembilan yang dulu lumayan absurd nih.. ahahahaa.. thanks, Zar.

      Hapus
    2. hahahahah .. smua anak SOSTRONG 4 emg absurd semua hehehe :p ditunggu cerita-cerita di blog nya :) *lumayan buat baca-baca :D

      Hapus
    3. BTW gw kan masih punya foto2 lw Zara n boim...ckckckckckc...

      Hapus
    4. wihhh, dishare dong Soppp... Hahahahhaha...

      Hapus
  4. klo bagus boleh di share , klo engga bagus jangan ya hehehe :p

    BalasHapus
  5. kerennnnn...ngakak ga abis2 gw...plus kangen plus sedih juga....sedihnya ternyata dah 10 tahun ya...?? terasa TUA....Hidup 1-2....Good Job broo....#10jempol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ah, gw masih muda Mer.. Ahahahaha.. Viva 1-2! Eh, yang cakep dulu di 1-2 siapa sih? gw lupa siape bintang kelasnya.. ahahaha..

      Hapus