Rabu, 24 September 2014

Terakhir

Seratus dua puluh enam hari setelah semuanya berakhir..

Kadangkala segala sesuatunya datang tak tepat waktu. Seperti keadaan ini, kau dan aku, kita, bertemu dan menjalin rasa yang salah di saat yang salah. Meski bukan kali pertama kutuliskan ungkapan-ungkapan perasaan kepadamu, tapi kali ini, di blog ini, mungkin jadi yang terakhir. Dan mungkin juga akan jadi tulisan penutup di blog ini. Ku dedikasikan untukmu. #DA

Selepas segala kenangan yang terukir, akan tiba saatnya segala sesuatu menepi. Dan ditinggalkan. Baru setelahnya diziarahi jika memori kembali berlesatan. Pun begitu blog ini, barangkali hanya akan kuziarahi pada sekali masa saja. Untuk mengingat betapa kau hadir dan menggurat kisah yang begitu dalam.

Tak jadi soal akan berapa kali ia hadir berlesatan dalam hari-hari yang kulalui, karena seperti aku percaya pada kata-kata bahwa sejarah cinta adalah sejarah luka, begitu jugalah apa yang telah kita lalui, penuh cinta, penuh luka. Kuhargai ia sebagai sebuah pengorbanan dua hati yang merela menahankan luka demi sesuatu yang lebih mulia.

Kelak, mungkin bukan pula di kehidupan yang ini, barangkali kita akan bertemu kembali. Kau sebagai kau dan aku sebagai aku. Kau panggil aku dengan sebutan Jol, pun begitu ku panggil kau dengan sebutan yang sama. Mungkin, ya mungkin saja kita pada saat itu bisa bersama. Tanpa persoalan yang sama yang memisahkan kita; agama.

Aku percaya bahwa kau akan mendapati satu hari yang bahagia nanti pada suatu ketika. Aku, barangkali saja, akan lesap jadi uap yang mengangkasa dan hilang dari kehidupanmu. Dan jika hari itu tiba, doakan saja aku turut berbahagia melihat senyum di bibir tipismu.

"Karena, yang tak pernah tua padaku adalah memori tentangmu"


Depok, 25 September 2014